All posts by srikasihfebriyanti

Creative design and nature, i'm learning to find out fusion of both :)

A Renewed Heart

A decade’s dance, life’s twists and turns. Old wounds reopened, the heart discerns. To face the past, a daunting quest… Confronting ghosts that lay to rest.

With courage strong, I reached the past. To mend what once was broken, cast. A conversation, raw and true. Ah, forgiveness blooms like morning dew.

The weight released, the heart set free. A balm of grace, sweet empathy. From pain to peace, the journey’s art. In forgiveness found, a renewed heart.

Choong Li Jeen, thank you, because our friendship is the most beautiful gift on my 37th birthday tomorrow.

This is a special post made to my buddy.
Welcome back to my life 🙂

Terima Kasih, 2023.

Tahun ini adalah yang bermakna bagi perjalanan keluarga kami. Setelah saya mengalami sakit di tahun sebelumnya, kehilangan banyak hal, akhirnya tahun 2022 kami putuskan untuk jadi tahun terakhir untuk tinggal di Bogor. Selanjutnya, kami sekeluarga memutuskan untuk tinggal di Sukabumi di awal tahun. Kami semakin menjauh dari Jakarta, untuk lebih dekat dengan ibu dan bapak yang sudah semakin tua.

Ada banyak yang berubah di hidup kami. Penyesuaian-penyesuaian terutama terhadap Kramakata menjadi cobaan tersendiri. Tapi kami tetap bergerak dan bersabar atas segala usaha, hingga di akhir tahun ini, kami melakukan pembaruan akta terhadap perusahaan kami. Ah, semoga semakin membaik di tahun depan.

Awal hingga tengah tahun, Tuhan seperti memberikan cobaan kepada saya, kepada suami, kepada keluarga kami. Tapi di akhir tahun, segala bantuan dan rezeki-Nya diberikan kepada kami. Sungguh, sungguh, sungguh di luar nalar apa yang terjadi.

Di akhir tahun ini, saya kembali harus menghubungi orang dari masa lalu saya untuk urusan pembaruan perusahaan. Dan Allah memberikan kesempatan saya berbicara dengan sahabat saya yang sudah saya boikot 10 tahun. Segala kekecewaan, hilang. Yang saya tahu, saya memang kecewa dengan sahabat saya ini, tapi saya tidak pernah membencinya. Dan cinta itulah yang membuat saya semangat lagi, menerima sahabat lama yang sudah lama hilang.

Dan segala rezeki yang ada mendekatkan kami pada-Nya. Ya Allah, izinkanlah hamba menjalankan tirakat tahajud setiap hari. Izinkan dan ridhoi kami berproses menuju takdir kami di tahun yang baru. Dan kami mohon perlindungan-Mu dan ridho-Mu, setiap waktu. Alhamdulillah ya Allah, terima kasih, 2023 🙂

Sukabumi dan Ceritanya.

Ini sudah bulan ke-4 kami berada di Sukabumi. Perlahan-lahan semuanya sudah kembali berjalan sebagaimana mestinya. Di tempat baru ini, bersama Kang Epan dan Juma, mimpi tentang sustainable family masih terus menyala.

Kami bertiga tinggal bersama Enin dan Abah. Mereka berdua senang karena cucunya, Juma, ada di rumah ini dan mengisi hari-hari mereka. Hanya saja, terkadang mereka bingung sama anak dan menantunya. Kami bekerja dari rumah, sedangkan bekerja bagi mereka berdua haruslah keluar dari rumah. Banyak hal-hal tipis yang sebenarnya belum sempat kami sampaikan, karena rasanya lebih baik menunjukkan saja kepada mereka. Mereka akan lebih paham nantinya.

Sore tadi, kami akhirnya menyiapkan bedeng di tanah bekas kebun yang ditanami kacang oleh Abah. Abah berkata dia sudah tidak kuat lagi untuk berkebun di belakang. Dan kami memohon izin untuk bisa memakai lahan kosong itu. Ya, lahan itu akhirnya kosong setelah Abah panen kacang tanah berember-ember.

Bedeng ini dibuat oleh suami, Kang Epan, yang dengan seluruh hatinya menggali dan menancapkan genteng satu per satu. Banyak doa yang kami haturkan sore tadi. Walau sambil bercengkrama santai, sambil tertawa-tertawa, tapi kami berdua tahu bahwa kami sedang melempar doa ke udara.

Semoga ini menjadi awal yang baik untuk proses tanam menanam kami. Semoga rumah untuk kangkung rajawali kami, Ya Allah 🙂

2023: HALLO SEMUANYA

Sudah hampir setahun saya tidak menulis. Setelah sembuh dari sakit, banyak hal yang harus ikut dipulihkan. Alhamdulillah, semua berjalan dengan sangat baik. Akhirnya hari ini, saya kembali bisa menuangkan isi dari kepala ke dalam blog di layar ini. Untuk itu…

2023: Hallo semuanya 🙂

Tidak banyak yang bisa saya kisahkan. Kramakata, dengan kehilangan-kehilangannya, masih tetap bisa berdiri. Dan ini adalah sumbu yang harus saya jaga betul-betul. Semoga ke depannya, saya bisa mengembangkan Kramakata dengan sebaik-baiknya. Saya bersyukur, Kramakata sekarang punya divisi IT, yang bisa dikulik dan dikembangkan. Dan itu dengan dukungan adik bungsu kesayangan.

Dan, di tahun ini, insyaAllah saya akan relokasi ke Sukabumi. Kota kelahiran suami saya, dimana saya pernah berjanji dalam hati, akan menemaninya ‘pulang’ ke tanah kelahirannya. Saya akan menjadi saksi dari mimpi-mimpinya, yang kini juga menjadi mimpi kami. Menemani ibu dan bapak di hari tua mereka, juga menjadi alasannya. Semoga Allah mengizinkan pintu rezeki kami terbuka.

Semoga sehat-sehat terus kita semua.

Idul Adha di Sukabumi.

Setelah beberapa lama, akhirnya saya menulis lagi. Kali ini, kami sedang berada di Sukabumi untuk kembali ke rumah Abah dan Enin dalam rangka merayakan Hari Raya Idul Adha tahun ini. Bersama Juma, kami mengajaknya naik kereta. Senang sekali Juma akhirnya bisa mulai menikmati perjalanan dari Bogor ke Sukabumi bersama kami.

Hari ini, saya kembali bisa merasakan ‘rumah’ dengan hawa keluarga besar. Di rumah Abah dan Enin, kami pagi ini memasak ketupat dengan menggunakan arang. Abah menyembelih ayam jantannya untuk dibuat opor. Sedangkan Mang Maman, membantu memasak ketupat dengan menjaga api dan kayu-kayu.

Ketupat di Sukabumi ini ternyata pakai kacang tanah. Kata Ibu, rasanya lebih enak!
Dua orang kesayangan saya sedang menghangatkan diri di dekat tungku ketupat.

Mang Maman, dengan kompor yang disiapkannya sedari pagi.

Bersama Juma, Eps menghangatkan diri di pagi yang dingin. Sembari saya juga berdoa, semoga kesampaian kami bisa tinggal di petakan kebun belakang dan membangun rumah kami di sini. Besar harapan kami Juma bisa tinggal bersama Abah dan Enin selagi masih ada waktu di sisa umur mereka. Ah, bismillah yah 🙂

Lihat janur hijau kelapa itu sudah jadi cokelat setelah terebus selama 6 jam.
Abah menggantungkan ketupat-ketupat yang sudah matang dengan penuh hati-hati.

Setelah 6 jam berlalu, ketupat kami matang di waktu Ashar. Mang Maman mengangkat ketupat itu satu per satu, sementara Abah menggantung ketupat-ketupat tersebut di jemuran bambu. Ah, besok hari raya tiba. Tinggal menunggu kurban Mak Uyut dipotong besok pagi. Terima kasih ya Allah, telah Kau berikan rejeki berlebaran dengan keluarga besar kami di Sukabumi.