Berlayar di 2020.

Tidak terasa sudah sampai lagi di pertengahan bulan Januari. Tahun 2020 dibuka dengan banjir bandang yang melanda ibukota, kebakaran hutan di belahan bumi selatan, serta runtutan berita kematian dan kriminal, hingga perseteruan yang bisa saja memicu perang dunia ketiga.

Di luar sana, dunia seperti sedang mengalami hal-hal yang tidak begitu menyenangkan. Namun begitu juga dengan semesta kecil saya di sini. Saya dan keluarga menyambut pergantian tahun juga dengan beberapa lika-liku. Penghujung tahun ditutup dengan badan yang tiba-tiba drop dan tidak berdaya untuk bekerja, urusan rumah yang sedikit terbengkalai karena kondisi saya, juga kebun belakang yang diserang hama sehingga kami harus memangkas wild yard yang dirawat selama setengah tahun dan menyaksikan beberapa tanaman pangan kami mati tak bersisa. Musim penghujan pun menambah kesenduan bagi kami yang tinggal di Kota Hujan. Rumah sangat dingin, sehingga kami harus sibuk menjebak hangat di dalam ruang setiap kali ada matahari. Belum lagi Juma yang harus dijaga kondisinya agar terhindar dari udara yang lembab.

Tapi disaat-saat menghadapi hal-hal kecil ini, saya dan suami jadi sering berkontemplasi untuk menghadapi tahun baru. Terutama mengenai rumah dan siklus hidup yang ingin kami jalani. Desember hanyalah satu bulan dari sebelas bulan lain dimana kami menerima banyak berkah dari Yang Maha Kuasa. Sore terakhir di 2019, saya dan Eps memutuskan untuk memasak beberapa makanan untuk merayakan pergantian tahun. Mencoba bangkit dari Desember yang dingin karena hujan deras mengguyur tidak henti-henti.

Berlayar di 2020
Tahun baru, tanggungjawab baru. Beberapa mimpi telah tiba pada masanya untuk dieksekusi menjadi realita. Baik saya maupun Eps sama-sama harus saling mendampingi agar pelayaran kami tahun ini bisa berjalan baik.

  • Saungjuma
    Kebun belajar kami di Bogor baru saja kembali sehat. Pembenihan tanaman-tanaman pangan kembali dilakukan. Biji-biji yang berasal dari tanaman yang berhasil tumbuh disimpan baik-baik untuk dibenihkan dan dibawa ke Sukabumi. Kami juga berencana untuk menggunakan teknik hidroponik untuk beberapa tanaman sayuran. Saya mulai menuliskan jurnal tambahan tentang masakan rumah, yang diolah dari bahan-bahan yang ada di kebun belakang.
  • Kramakata
    Menjalankan usaha kreatif ini dengan sungguh-sungguh. Fokus untuk mendapatkan klien-klien baru yang semoga saja sehat, penuh rispek dan saling menghargai proses kreatif. Semoga tahun ini bisa melengkapi kebutuhan kantor dan memiliki tim yang solid. Meskipun inkubasinya sudah dari tahun 2017, tahun 2020 menjadi awal baru bagi saya dan Aldy untuk benar-benar mengeksekusi rencana-rencana kami.
  • Letterplatters
    Ruang ini tidak boleh sepi. Berharap tahun ini bisa menerbitkan sesuatu yang menyenangkan, berkolaborasi bersama orang-orang yang tepat. Letterature 3.0 tetap ada di kepala, semoga semesta mempertemukan banyak energi baik sehingga bisa kesampaian lagi berjumpa dengan banyak orang melalui karya baru.
  • Rusalangit
    Eps sedang memulai menuliskan jurnal penelitiannya tentang kehidupan berkelanjutan yang dilakukan oleh unit keluarga. Tahun ini, saya membantunya mengeksekusi prototype perdana pada lahan yang ada di Sukabumi. Plant before place. Menyiapkan kebun (dan tatanan ekosistem) terlebih dahulu sebelum nanti kami ‘menumpang’ untuk tinggal dan membangun rumah di situ.
  • Membangun Rumah
    Bagi saya dan Eps, kemanapun kami pergi, kami harus tetap punya tempat untuk pulang. Sukabumi menjadi salah satu pilihan saat ini. Semoga awal tahun ini kami bisa mulai berkorespondensi lagi dengan orang-orang bijak yang memahami dengan benar bagaimana ruang dan alam bersinggungan—serta menjalaninya bersamaan. Semoga berjodoh, semoga.
  • Perjalanan Bersama Juma
    Tahun ini ada 3 (tiga) destinasi utama untuk membawa Juma pergi. Ya, tahun pertama kami bisa mulai travelling lagi setelah absen setahun semenjak hamil dan melahirkan dan menunggu Juma siap untuk berjalan jauh. Akhirnya rangkaian vaksinasi Juma lengkap sudah di tahun pertama! Yogyakarta, Malaysia (Langkawi, Penang, Kuala Lumpur) dan Bulukumba, tunggu kami!

Resolusi: Gaya Hidup Frugal

Ide ini sudah lama tertanam di kepala. Setelah menuliskan apa-apa saja yang akan kami lakukan di atas, rasanya sudah saatnya gaya hidup yang satu ini dilakukan demi cita-cita yang besar. Menjadi mampu untuk bersikap cerdas dan cermat dalam konsumsi, pengaturan uang, waktu dan menghindari pemborosan. Semuanya demi bisa menikmati hidup yang lebih berkualitas dengan kesadaran penuh untuk mengelola uang dan aset dengan baik, tidak berlebihan dan tidak menyia-nyiakan barang kepunyaan yang dimiliki. Dan tentunya, lebih bersyukur atas kesederhanaan dan kecukupan yang ada.

Namanya juga resolusi, jadi pilihannya adalah melakukannya. Perjalanannya akan selalu saya bagi. Semoga apapun resolusi kita, dimudahkan jalannya untuk tercapai di tahun ini. Selamat tahun baru, semoga tahun ini jadi lebih bermakna dari tahun kemarin.