Sukabumi dan Ceritanya.

Ini sudah bulan ke-4 kami berada di Sukabumi. Perlahan-lahan semuanya sudah kembali berjalan sebagaimana mestinya. Di tempat baru ini, bersama Kang Epan dan Juma, mimpi tentang sustainable family masih terus menyala.

Kami bertiga tinggal bersama Enin dan Abah. Mereka berdua senang karena cucunya, Juma, ada di rumah ini dan mengisi hari-hari mereka. Hanya saja, terkadang mereka bingung sama anak dan menantunya. Kami bekerja dari rumah, sedangkan bekerja bagi mereka berdua haruslah keluar dari rumah. Banyak hal-hal tipis yang sebenarnya belum sempat kami sampaikan, karena rasanya lebih baik menunjukkan saja kepada mereka. Mereka akan lebih paham nantinya.

Sore tadi, kami akhirnya menyiapkan bedeng di tanah bekas kebun yang ditanami kacang oleh Abah. Abah berkata dia sudah tidak kuat lagi untuk berkebun di belakang. Dan kami memohon izin untuk bisa memakai lahan kosong itu. Ya, lahan itu akhirnya kosong setelah Abah panen kacang tanah berember-ember.

Bedeng ini dibuat oleh suami, Kang Epan, yang dengan seluruh hatinya menggali dan menancapkan genteng satu per satu. Banyak doa yang kami haturkan sore tadi. Walau sambil bercengkrama santai, sambil tertawa-tertawa, tapi kami berdua tahu bahwa kami sedang melempar doa ke udara.

Semoga ini menjadi awal yang baik untuk proses tanam menanam kami. Semoga rumah untuk kangkung rajawali kami, Ya Allah 🙂